Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat

Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama Ditjen Badilag Ikuti Rukyatul Hilal di Alas Purwo Banyuwangi

Banyuwangi (Warta) istimewa dalam Rukyatul Hilal yang dilaksanakan di Pantai Pancur, Rabu (22/03/23)  selain diikuti oleh para Kepala KUA Kecamatan, para Ormas Islam PC NU dan PD LDII,  Pengadilan Agama Banyuwangi, serta team dari IAIDA Blogagung dan IAII Genteng bersama para Mahasiswa, juga dihadiri Dr. Dra. NUR DJANNAH SYAF, S.H., M.H, Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama


Ditjen Badilag Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi menyampaikan bahwa saat ini BMKG telah mempunyai aplikasi yang dapat melihat hilal secara real time.
"Sudah ada permohonan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi kepada kami untuk melakukan sidang dan menuangkan dalam penetapan" kata Wakil Ketua Pengadilan Agama.

Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama menyampaikan bahwa dulu belum ada teropong, dan sekarang sudah ada teropong, kedepan mungkin akan lebih canggih lagi.
"Kami mewakili Pemerintah Pusat untuk bersama-sama melaksanakan Rukyatul Hilal" kata Nur Jannah.
Lebih lanjut Nur Jannah menyampaikan bahwa saat ini tinggi hilal 8 derajat yang sangat berpotensi untuk dapat dilihat.
"Seluruh Indonesia ada 104 titik Rukyatul Hilal yang juga diikuti oleh Pengadilan Agama" ungkapnya
Ditempat terpisah Dt. Moh. Amak Burhanudin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Amak Menuampaikan bahwa pada tahun ini Kantor Kemenag Kab. Banyuwangi  menggunakan  dua tempat Rukyatul Hilal yaitu di Gumuk Klasi Kecamatan Singojuruh dan Pantai Pancur Kecamatan Tegaldlimo.

Amak menyampaikan bahwa kedua tempat tersebut belum ada yang permanen, sehingga ketika akan dilakukan Rukyatul Hilal  harus dibersihkan terlebih dahulu.
Amak berharap kedepan Penerintah pusat dan daerah dapat menjadikan tempat yang saat ini digunakan untuk Rukyatul Hilal menjadi permanen, sehingga dapat digunakan juga untuk praktik para Mahasiswa maupun mereka yang belajar tentang ilmu husab dan rukyah.


Senada dengan hal tersebut, Nur Jannah menyampaikan bahwa sebagai wilayah paling timur Pulau Jawa, yang tenggelamnya matahari lebih dulu dibandingkan dengan wilayah lain di Pulau Jawa.
Hal ini juga diamini oleh tokoh Agama setempat KH. Suyuti Toha, yang menyampaikan bahwa sudah beberapa kali pihaknya mengajukan proposal untuk tempat Rukyatul Hilal secara permanen, namun sampai sekarang belum ada respon.

Sebagai salah satu destinasi wisata di Banyuwangi, keberadaan tempat Rukyatul Hilal di tempat tersebut juga dapat dipakai untuk wisata edukasi religi, seperti saat ini ketika dilakukan Rukyatul Hilal, beberapa Mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut meskipun tempatnya berdesakan (syaf)

Anugerah Inspirator Penggerak Literasi untuk Kankemenag Kab. Banyuwangi.

Banyuwangi (Warta Blambangan) Terselenggaranya launching 77 Penulis dengan 130 judul buku tidak lepas dari peran Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr Moh Amak Burhanudin, karenanya dalam Kemangi Award 2023 para penulis pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang bergabung dalam komunitas Lentera Sastra memberikan anugerah Bapak Inspirator Literasi, Rabu (04/01/22).



Ajang penganugerahan kepada insan Kementerian Agama tersebut sempat membuat Amak bertanya-tanya kepada siapa anugerah tersebut disampaikan, karena tidak pernah disampaikan sebelumnya.
Amak menyampaikan bahwa  hingga terbitnya 130 judul buku dalam waktu satu tahun menunjukkan bahwa semangat literasi sudah merekat pada insan Kementerian Agama.
"Terima kasih anugerahnya" ungkapnya.
Mewakili komunitas Lentera Sastra, Herny Nilawati, Kepala MTsN 12 Banyuwangi menyerahkan anugerah tersebut.

Selain kepada Amak, Anugerah Penggerak Literasi juga diserahkan kepada Ketua Komunitas Lentera Sastra Syafaat yang telah banyak memberikan motivasi untuk berliterasi.
"Komunitas Lentera Sastra banyak orang hebat dengan prestasi nasional" ungkapnya.

Beberapa anggota Lentera Sastra juga mendapat anugerah Kemangi Award seperti Uswatun Hasanah sebagai Kepala MI berprestasi ditingkat  Nasional, begit8 juga dengan Nur Khofifah yang saat itu bertindak sebagai pembawa acara juga dianugerahkan sebagai guru berprestasi ditingkat Nasional


Selain itu Lulu Anwariyah juga meraih juara pertama Guru berprestasi jenjang MTs disusul juara kedua Sulistyowati, selain itu juga ada dari jenjang MA, Teguh Prasetio dan M. Lukman

Syafaat menyampaikan bahwa anugerah yang diraih anggotanya sangat realistis dengan mengingat para penulis tersebut secara tidak langsung juga merangsang untuk membaca.

Menyinggung tentang anugerah yang diterimanya bersama Kepala Kantor Kementerian Agama, Syafaat menyampaikan bahwa dia nggak kepikiran mendapatkanya.

"Kalau P Amak pantas mendapatkannya, selain jadi kankemenag, juga menerbitkan buku yang penuh inspiratif" ungkapnya.
Lebih jauh Syafaat menyampaikan bahwa Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi tersebut juga memberikan contoh, seperti membaca puisi dalam 77 pembaca puisi dan bercerita.(syaf)

Anugerah GTK untuk Anggota Lentera Sastra

Banyuwangi (Kemenag)- Dua orang anggota Komunitas Lentera Sastra mendapatkan Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan AGTK tahun 2022 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.



Anugerah GTK tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktur GTK pada Dirjen Pendis Nomor 6723 Tahun 2O22, yang diterima para penerima anugerah GTK sesuai dengan Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Nomor B-7842/Ke.13.02/HM.01/12/2022 tanggal 5 Desember 2022. 


Ucapan Selamat Kepada Uswatun Hasanah, Kepala MI Miftahul Huda Yosomulyo Kecamatan Gambiran dan Nur Khofifah, MIN 1 Banyuwangi sebagai Juara Favorit AGTK Dirjen Pendis tahun 2022 juga disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr. H. Moh. Amak Burhanudin.

Amak berharap yang mereka dapatkan menjadi penyemangat yang lain untuk mendapatkan anugerah serupa.

"Prestasi yang telah di torehkan semoga menjadi penyemangat bagi ASN dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi" ungkapnya. 


Ketua Komunitas Lentera Sastra H. Syafaat, S H., M H.I, S.H. menyampaikan bahwa kedua orang tersebut layak mendapatkan anugerah GTK dengan mengingat banyaknya karya yang dimiliki.

"mereka merupakan anggota Lentera Sastra yang tak pernah berhenti berkarya" ungkapnya.

Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa sebenarnya yang mengikuti AGTK bukan hanya mereka berdua, jua ada beberapa anggota Lentera Sastra dengan jenjang berbeda yang mengikuti AGTK tahun 2022, namun dijenjang selain MI, tidak ada yang lolos tahun ini.

"Semoga tahun depan semakin banyak yang mendapatkan Anugerah GTK Dirjen Pendis" ungkapnya 

Syafaat menyampaikan bahwa semua anggota Komunitas Lentera Sastra turut bangga dengan penghargaan yang diterima dua orang anggotanya. (syaf).

Festival Kuliner Nasi Goreng Kemenag Banyuwangi

Banyuwangi (Kemenag) Kepiawaian pegawai Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dalam memasak nasi goreng  diuji dalam Festival Nasi goreng bagi Pegawai  dilimgkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi  Rabu (06/12/22) di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.



Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh. Amak Burhanudin membuka festival masakan khas Indonesia tersebut. Peserta yang terdiri dari bapa Bapak tersebut diikuti oleh semua satker dan unit dilimgkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.
"semua orang senang dengan nasi goreng  tetapi tidak semua nasi goreng mempunyai ciri khas" ungkapnya.

Lebih lanjut Doktor lulusan UIN SATU tersebut menyampaikan bahwa lomba yang terlihat sederhana ini diikuti oleh puluhan group yang terdiri dari 2 orang.

Ketua Panitia HAB ke 77 Kementerian Agama Republik Indonesia pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Mastur menyampaikan bahwa dengan adanya Festival ini membuktikan bahwa memasak bukan monopoli kaim hawa.

Para peserta bukan hanya diikuti oleh peserta amatir,  beberapa ASN yang sudah terbiasa memasak secara profesional juga mengikuti festival tersebut.

Masakan khas Indonesia yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut banyak di modifikasi di Indonesia, dengan bumbu lokal. (staf)

Pelatihan E-AIW Kabupaten Banyuwangi

Banyuwangi (Bimas Islam)-Guna peningkatan layanan perwakafan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi mengadakan Bimbingan Teknis E-AIW bagi petugas yang menangani bidang perwakafan pada KUA Kecamatan, Selasa (06/12/22) di aula KUA Kecamatan Srono.

Penyusun Bahan Pemberdayaan Amil Zakat pada Penyelenggara Zakat Wakaf Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Imam Mustaqim menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan agar semua data perwakafan masuk dalam aplikasi.

“Akurasi data perwakafan sangat penting dengan mengingat Akta Ikrar Wakaf merupakan Akta Outentik yang diterbitkan PPAIW” ungkapnya.


Sementara itu Syafaat dari Seksi Bimbingan Masyarakat Islam berharap petugas administrasi perwakafan pada KUA Kecamatan yang sebagian besar adalah Penyuluh Agama Islam bidang pemberdayaan wakaf, dapat menyerap materi yang disampaikan para Narasumber.

“Peran penyuluh sangat penting untuk tertib administrasi perwakafan”, ungkapnya.

Di tempat terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh. Amak Burhanudin menyampakan bahwa sukses percepatan sertifikat tanah wakaf di Kabupaten Banyuwangi hingga 1926 bidang  tidak lepas dari peran KUA Kecamatan dalam menyosialisasikan kepada masyarakat.

“Sertifikat tanah sangat penting untuk melindungi aset wakaf” ungkapnya.

Bimtek yang dilaksanakan ini dibagi dalam beberapa tempat dengan waktu yang berbeda agar dapat dilaksanakan secara maksimal, setiap kegiatan diikuti oleh sekurang-kurangnya 2 orang peserta disetiap KUA Kecamatan. (syaf/yas)

Isbat Nikah Masal Terpadu Tahap 3 di Kabupaten Banyuwangi.

Banyuwangi (Kenenag)- Beberapa pasangan permohonan isbat nikah masal tidak dikabulkan oleh Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi di Hall Hotel Tanjung Asri Banyuwangi, Jumat (02/12/2022).

Pasangan yang tidak dikabulkan tersebut menurut penetapan Pengadilan Agama Banyuwangi, Pasangan yang tidak dikabulkan dikarenakan tidak menenuhi hukum pernikahan.

Ketua Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama (PC-NU) Kabupaten Banyuwangi K.H.  Ali Makki Zaini menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang baik dari semua pihak sehingga isbat nikah terpadu yang di motori Pengurus Cabang Fatayat NI Kabupaten Banyuwangi.
Lebih lanjut Gus Maki menyampaikan bahwa Isbat Nikah ini merupakan salah satu catatan sejarah indah PC Fatayat NU Kabupaten Banyuwangi untuk membantu administrasi kependudukan masyarakat yang bermasalah akibat nikah siri.

Hadir dalam Isbat Nikah terpadu tersebut selain Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi beserta Panitera yang melaksanakan sidang isbat nikah ditempat, juga Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang diwakii Kepala Sub Bagian Tata Usaha H. Moh. Jali, Kasi Bimas Islam H. Mastur didampingi H. Syafaat, juga dihadiri sepuluh Kepala KUA Kecamatan yang mewilayahi tempat pencatatan nikah, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Plh. Ketua Pengadilan Agama Banyuwangi H. Muhammad menyampaikan bahwa yang ditolak yakni dari data yang masuk ada 46 berkas, saat verifikasi yang disidang 41 perkara dan yang  dikabulkan ada 36 pasang, diantaranya ketika nikah mempelai perempuan belum cerai. ada juga yang ketika nikahbelum berumur 19 tahun, dan saat pengajuan permohonan pengesahan nikah juga masih belum berumur 19 tahun.
"Yang seperti ini harus menikah di KUA Kecamatan ketika persyaratan telah terpenuhi" ungkapnya 


Pada kesempatan tersebut setelah penyerahan salinan penetapan putusan pengadilan, juga diserahkan Kutipan Akta Nikah (Buku Nikah) dari 3 pasangan manten Isbat Nikah oleh Syafaat dari Seksi Bimas Islam, H. Amin Naki  Kepala KUA Kecamatan Srono Serta Hasan, Kepala KUA Kecamatan Pesanggaran, serta KTP dan KK baru yang diserahkan oleh Pejabat sari Dispenduk Capil.
"Kutipan Akta Nikah merupakan bukti outentik adanya pernikahan bagi umat Islam yang diakui oleh perundang-undangan yang beelaku di Indonesia" ungkap Syafaat.
Labih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa KUA Kecamatan tidak dapat mencatat pernikahan diluar yang diawasi oleh penghulu dalam wilayah kerjanya, kecuali dengan penetapan Pengadilan.

Ketua Fatayat NU Cabang Banyuwangi Mariyana, S.Pd menyampaikan bahwa Isbat Nikah Massal yang di fasilitasi PC Fatayat NU Kabupaten Banyuwangi di Hallroom Hotel Tnjung Asri ini merupakan tahap ketiga atau tahap terahir.


"kita menggunakan istilah resepsi dengan mengingat kegatan ini merupakan kegiatan Isbat Nikah terpadu terahir yang dilaksanakan bersama di tahun 2022 (syaf)

Diseminasi Bimbingan dan konselinbg Kemenag Kab. Banyuwangi



Tahapan dalam  Bimbingan dan konseling perlu dipahami para konselor, dalam hal ini adalah Guru Bimbingan dan konseling pada Madrasah. Hal ini disampaikan Evi Winingsih,S,Pd.M.Pd saat menyampaikan Materi dalam Pelatihan bagi Guru BK pada MTs dan MA dibawah binaan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Dosen Cantik berkacamana ini dengan telaten manyampaikan materi yang berkaitan dengan 5tahapan Bimbingan konseling. Sementara itu Wiryo Nurwono, Eko Darminto dan Hadi Warsito banyak mengupas masalah Komiten untuk Guru BK.
Dalam Kegiatan Diseminasi Workshop Pengembangan Guru BK yang dimulai Kamis (4/7) dengan diawali dari beberapa narasumber dari universitas Negeri Surabaya (UNESA), pada Hari Kedua Jumat (5/7) peserta lebih banyak diskusi dan menganalisa problem solvinbg yang sering terjadi pada siswa di Madrasah. Wiryo Nurwono, Dosen Unesa sebagai salah satu Narasumber dari Unesa menyampaikan bahwa Materi yang disampaikan singkat dan padat, sedangkan pendalaman materi dilaksanakan pada tugas tugas dan diskusi. “Kita yakin bahwa Guru BK pada Madrasah mempunyai kapasitas yang mumpuni sebagai konselor” ungkap Dosen kelahiran Banyuwangi ini.
Sementara itu Analis data dan Informasi pendidik dan Tenaga kependidikan pada Kementerian  Agama Kabupaten Banyuwangi H. Syafa’at., SH. MHI menyampaikan bahwa setiap pelatihan dan sejenisnya yang diikuti oleh Guru yang ditunjuk ditingkat propinsi, wajim mendiseminasikan hasil pelatihannya tersebut pada guru dengan rumpun senejis yang ada ditingkat Kabupaten. Begitupun dengan Workshop yang diadakan ditingkat kabupaten dimana tidak dapat diikuti seluruh guru BK yang ada di Kabupaten Banyuwangi,. Maka peserta yang mengikuti kegiatan ditingkat Kabupaten juga berkewajiban mensosialisasikan hasil workshop di Kabupaten kepada guru dilingkungannya.”ada lebih dari enam puluh lembaga MA dan lebih dari seratus lembaga MTs yang ada di kabupaten Banyuwangi, karenanya pelatihan yang ada ditingkat Kabupaten belum dapat diikuti oleh seluruh guru” ungkap Syafaat.



Unesa Melaksanakan Pelatihan Kompetensi Guru BK pada Madrasah Kab. Banyuwangi






Fakultas Kependidikan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melaksanakan kegiatan pengabdian Kepada masyarakat di Kabupaten Banyuwangi Rabu (3/7). Kegiatan yang dilaksanakan ini dalam bentuk Pelatihan Peningkatan Bimbingan Konseling bagi Guru BK dibawah binaan kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kegiatan yang dikikuti Guru BK pada Madrasah Aliyah dan Tsanawilah Negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Banyuwangi ini, dibuka oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah H. Zaenal Abidin,S.Ag, M.Ag  mewakili Kepala kemenag Kab. Banyuwangi. Pada kesempatak tersebut Zaenal (panggilan akrabnya) menyampaikan banyak tderima kasik Kepada Dekan Fakultas Kependidikan dan jajarannya yang bersedia memberikan pelatihan pada Guru BK pada Madrasah di Kabupaten Banyuwangi. Zaenal berharap para guru BK dapat menyerak semua materi yuang dilaksanakan hingga Kamis (4/7).
Pada Kesempatak tersebut Zaenal menyampaikan bahwa Guru BK sangat berperan dalam proses pendidikan, menyinggung masalah Madrasah, Zaenal berpesan agar Guru tidak lupa untuk mendoakan peserta didik dibawah binaannya. “Jika sudah mentok segara cara dilakukan untuk mendidik anak anak, maka masih ada cara yang dapat dilakukan guru yakni mendoakannya” ungkapnya. Zaenak juga menyampaikan tentang arti keampuhan doa sebagaimana kisah Askhabul kahfi yang terjebak dalam sebuah goa, dimana mereka dapat keluar setelah masing masing memanjatkan doa hingga terbukanya pintu goa. “Biarkan anak anak menjalani kodrat untuk mencari jatidirinya” ungkapnya lagi.
Sementara itu Dekan Fakultas Kependidikan Unesa Dr. Muh. Nursalim, Msi dalam sambutannya menyampaikan bahwa sudah menjadi agenda rutin bagi Unesa melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, dan seperti saat ini Unesa melaksanakann kegiatan di Kabupaten Banyuwangi dengan julukan The Sunrise Of Java. Muh. Nursalim sangat tersesan dengan perkembangan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi yang berkembang dengan pesat, begitu juga dengan semangat para guru untuk men gikuti kegiatan ini. “meskipun hari ini merupakan hari libur, tetapi para guru antusias untuk mengikuti pelatihan’ ungkapnya.
Kegiatan pelatihan diisi oleh para dosen senior dari Universitas Negeri Surabaya yang dipimpin Ketua Jurusan Bimbingan dan konseling Dr. Retno Tri Haariastuti, M.Pd. dalam kesempatan tersebut peserta bukan hanya diberikan materi pelatihan peningkatan Bimbingan Konseling, namun juga dalam bentuk tugas sehingga materi pelatihan semakin mengena.(Syafaat)

Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia


Sosialisasi Bahaya HIV/AIDs di MAN 2 Banyuwangi


Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyuwangi di Genteng mengadakan sosialisasi tentang bahaya penyebaran HIV/AIDS dengan menghadirkan narasumber dari puskesmas Genteng kulon, kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 10 MAN 2  Banyuwangi pada hari Sabtu (16/03) di aula Masjid At-Ta`wun dilinngkungan kampus MAN 2 Banyuwangi. para siswa diberi arahan Oleh Ahmad Zaki Ghulam Dan dari Puskesmas Genteng Kulon agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS. Sosialisasi berjalan lancar, terlebih dalam sesi tanya jawab dimana para siswa sangat antusias melontarkan pertanyaan seputar materi dan reproduksi.
Salah satu pemateri tersebut menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan bahwa HIV/AIDS sudah tersebar dikalangan orang tua hingga balita di Kabupaten Banyuwangi, “dengan kegiatan seperti ini kami dapat memberikan wawasan/pengetahuan yang cukup terhadap siswa MAN 2 Banyuwang,.dan kegiatan ini juga dapat mencegah HIV/AIDS agar tidak bertambah tiap tahunnya karna pembekalan materi mulai sejak dini” ungkapnya.
Sementara itu Ardi, siswa MAN 2 Banyuwangi menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan ini dia tau lebih banyak mengenai HIV/AIDS. awalnya dia tau hanya sekilas dan hanya bersumber dari internet dan buku saja. kini saya tau bahwa nyamuk itu tidak dapat menularkan HIV/AIDS berkat sesi tanya jawab yang diberikan oleh narasumber” unngkapnya.
Kegiatan sosialisasi semacam ini selalu diadakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyuwangi, bekerja sama dengan pihak pihak yang berkompeten dibidang kesehatan seperti Puskesmas, Dokter specialis dan lain lain dengan tujuan agar siswa-siswi lebih memahami tentang bahaya HIV/AIDS dan ikut menyebarkan informasi tentag penanggulangannya.

Pelatihan Jurnalistik Pinggir Kali i

Pelatihan Jurnalistik MAN 2 Banyuwangi ditepi Sungai Setail
Penyampaian informasi madrasah sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat, hal ini yang menjadi landasan dilaksanakannya Pelatihan Jurnalistik tingkat dasar yang dilaksanakan oleh anggota Palang Merah Remaja (PMR) WIRA pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyuwangi di Kecamatan Genteng. Pelatihan yang diikuti sejumlah anggota PMR Wira ini dilaksanakan di luar Madrasah. Hal ini dilakukan agar peserta dapat langsung mengumpulkan berita dari sumbernya. Kegiatan yang dilakukan siswa Kelas 10 dan 11 ini dilaksanakan Rabu (13/3) yang salah satu tujuannya menambah pengetahuan dibidang jurnalistik, juga untuk mengisi kegiatan karena kelasnya dipakai Ujian UAMBN-BK bagi kelas 12.
Narasumber dalam kegiatan tersebut Syafaat, Analis Data dan Informasi Pendidik dan Tenaga kependidikan pada Kemenag Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa sebenarnya banyak diantara kita yang baik disadari maupun tidak sudah membuat berita secara online, namun dalam pemberitaan dalam media sosial tersebut belum memenuhi unsur 5W 1H.
“Kami sengaja membawa peserta di destinasi wisata yang dekat dengan madrasah agar peserta dapat secara langsung mengumpulkan data” ungkap Syafaat. Lebih lanjut Syafaat berharap dengan adanya pelatihan ini siswa dapat menulis berita yang berkaitan dengan kegiatan unggul yang ada di madrasahnya. Terlebih anggota PMR di samping melaksanakan kegiatan dalam madrasah, juga bersinggungan dengan pihak luar, dan beberapa kegiatannya juga membawa nama baik madrasah. Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa dengan kegiatan di luar tersebut peserta langsung praktek bagaimana melakukan wawancara dengan sumber berita.
Sementara itu pembina PMR pada Man Genteng Anang menyampaikan bahwa pihaknya sengaja memberikan pelatihan khusus tentang jurnalistik terhadap anggota PMR, sehingga kegiatan PMR yang dilakukan dapat diberitakan dalam web madrasah.

Revolusi Mental Hari Keenam (Berpisah Untuk Sementara)


Revolusi Mental  Hari Keenam
(Berpisah Untuk Sementara)


Sebenranya saya ingin mengajak untuk berbagi cerita dengan teman semua, dengan meninggat kita dari berbagai latar satker, dimana dari perbedaan tersebut saya yakin banyak pengalaman yang dapat kita bagi bersama. Namun saya juga menyadari ini sulit dilakukan dengan mengingat saya sendiri tidak berada di Balai Diklat menjelang hari penutupan tersebut.
Saya yang duipercaya sebagai ketua angkatan 02 mungkin belum banyak melakukan tindkan nyata untuk sahabat terbaik semuanya, atau bahkan saya sering membuat jegkel pada beberapa shabat terbaik di Revmen angkatan 02, terlebih Bu Sofi yang sering saya jadikan obyek dari beberapaa “tulisan nakal” yang saya uanggah di blog saya.
Saya yakin banyak manfaat dari kegiatan yang kita ikuti, setidaknya saya bisa bertemu dengan Mbak Binti, Mas Yoyok, Mbak Sofi Pak Fudholi, Pak Suko, Mas Dodik, Mbak Siti, B Umi, Mas wer dan masih banyak lagi yang intinya semuanya yang ada di angkatann 02, dan saya juga berharap group WA yang kita bentuk sebagai salah satu sartanya untuk saling berkomunikasi.
Malang terahir dimana angkatan lainnya membuat acara sebagaimana perkenalan, namun kita di angkatan Revmen 02 tidak melakukan, dan menurut saya tidak perlu kita melakkan seperti itu, karena pada dasarnya kita tidaklah berpisah, terlebih kita dapat melakukan silaturahim di media daring.
Tadi malam sya bertemu dengan Jamaah Haji tahun 2017 dimana saya jadi Kertua Kloternya, saya sangat terkejut karena diluar dugaan, bahwa mereka menyiapkan acara khusus yang entah direncanakan ataukan tidak. saya bertemu dengan orang orang baik dari Surabaya dan beberapa kota disekelilingnya, sebagaimana saya juga bertemu dengan rekan rekan Revolusi mental berbasis nilai nilei agama angkatan 02, dan saya berharap suatu saat nanti kita juga akan bertemu kembai ditempat yag kita rindukan, entah di Madinah, Makah dan semoga juga bertemu di Surga.
Saya yakin kita benar benar dapat merresapi dan akan berbuat lebih baik lagi sesuai dengan nikei niei agama yang kita yakini kebenarannya, kita percaya bahwa Tuhan akan membalas secara adil dengan perbuatan dan tingkah laku kita. manusia adalah makhluk istimewa yang dilahirkan untuk menjadi sang juara. Kita mempunyai Ibu yang istimewa dimana hanya ayah kita yang berhasil menaklukkan hatinya, menyemburkabn kenikmatan berjuta sel sperma untuk memperebutkan satu indung telur yang tersimpan kokoh dalam rahum ibu kita.
Balasan Tuhan atas perbuatan kita bukan hanya di akhirat, namun sebenarnya di dunia ini balasan itu sudah diberikan kepada kita, atau mungkin kepada anak cucu kita, meskipun kadangkala kita tidak menyadarinya. Proses tidak akan menghianati hasil, meskiuun seringkali proses tersebut tersebuut juga hasil, kita sering lebuih menikmati proses, namun ada juga yang hannya peduli pada hasil.

Revolusi Mental (Hari Kelima)


Revolusi Mental
(Hari Kelima)
Saya terkejut ketika Nomor WA saya du blokir oleh perempuan tersebut. Saya tidak menyangka bahwa apa yang saya lakukan berdapak demikiaan, mungkin dia yang sangat sensitive, atau saya yang tidak dapat melakukan komunikasi efektif dengannya.. kaarena sya yakin bahwa apa yang saya lakukan tidak sewperti yang dipikirkannya.
Pada hari kelima kami diajak untuk simulasi tentang disiploin pegawai dan pelayanan prima, dan kebetulan peremouan tersebut satu kelompok denganku. Bisa dibayangkan bagaimana hubungan kami setelah perempuan tersebut mengirimkan WA bernada Pedas tidak seperti “sego tempong” sebelum memblokirnya. Pastinya team kami bukanlah team yang solid untuk melakukan simukasi tersebu, karena sebuah team tidak akan berjalan dengan efektif jika dalam team tersebut terdapat “perrmusuhan”
Sebelumnya kami mengadakan diskusi ringan mengenai disiplin pegawai yang saat ini “diatur oleh mesin”., dimana mesin tersebut tidak mau kompromi karena sebuah mesin tidak dapat berfikir sendiri kecuali menjalankan program yang dimasukkannya. Tidan fleksibel sebagaimana manusia yang mempunyai :kepentingan” yang berbeda beda. Seperti absensi dimana jika kita datang terlamnat maka otomatis mesin membaca kita telat, dan jika kita harus pulang lambat karena menyelesaikan pekkerjaaan, tidak dapat menggantikannya, dan tetap saja dihitung pulang tepat waktu sebagaimana biasa.
Ada beberapa pendapat dalam diskusi tersebut, seperti ketika pegawai yang melakukan absensi elektronik namun tidak langsung menjalankan aktifitas di kantor, namun harus menyelesaikan “kegiatan” pribadinya. Bahkan ada seorang yang sedang sakit, tidak dapat menjalankan aktifitas pekerjaannya, “ditolong” oleh rekannya (yang entah bagaimana caranya) sehingga presensinya tetap utuh dianggap masuk kerja, karena kasihan dan berharap tunjangan yang diterima dari orang yang sakit tersebut dapat digunakan untuk keperluannya.
Sepintas saya mengganggap yag dapat “menolong” presensi tersebut adalah orang yang peduli dengan nasib rekannya, namun setelah saya renungkan sejenak, saya berfikir, apakah yang dilakukannya tersebut benar benar ras peduli dan benar benar dapat menolongnya ? apakan sikap tersebut dapat dibenarkan menurut atuiran dan agama ??? apakah tidak lebih arif jika pada kasus demikian kita kembalikan sesuai peraturan yang berlaku, dan sebagai rasa peduli kita terhadapnya, kita dapat iuran untuk meringankan beban hidupnya ??.
Ternyata sangat sulit bagi kita untuk benar benar mau menerima atas rizki yang kita terima, seringkali kita menggunakan rumus rumus matematika apa adanya untuk menghitung rizki yang kita terima. Kita sering lupa bahwa semakin kecil angka pembagian maka semakin besar nilai yang akan kita dapatkan. Kkta hanya berfikir bahwa semakin besar angka penambahan yang dapat kita masukkan akan bernilai lebih besar.
Saya menatap wajah perempuan cantik dengan lipstik seimbang tersebut, meski dia masih menyumbangkan senyumnya, namun saya merasakan tidak semanis sebelumnya,. Dan saya merasa bahwa untuk memperbaiki sebuah hubungan ini, tidak semudah ketika kita menjalin huibungan pertemsanan sebelumnya. Sebuah hubungan seringkali rusak gara gara ucapan atau tigkah laku yang “mungkin” dianggap sepele bagi kita namun masalah besar bagi lainnya.

Revolusi Mental Hari Keempat (Building Raport)


Revolusi Mental Hari Keempat
(Building Raport)


Revolusi Mental Hari Keempat
(Building Raport)

Saya tidak mempedulikan dengan perempuan paroh baya tersebut hingga saya berbincang pagi hari di meja makan, kutatap wajahnya pelan pelan dimana saya menemukan hal berbeda, sepertinya saya pernah mengenalnya, namun saya lupa entah kapan atau dimana. Saya terus mengingatnya sambil menikmati segelas kopi dipagi hari. tidaklah terlalu penting untuk dibahas dimana saya pernah bertemu dengannya, entah di Makkah, di Madinah ataukah di Kuala Lumpur. Yang jelas kami berada dalam satu team dimana harus saling mengenal untuk menggapai tujuan bersama.
Saya terus ngobrol dengannya tentang berbagai hal sebagaipembuka percakapan, sambil sesekali saya mencuri pandang melirik “dada” perempuan tersebut. Saya hanya ingin memastikan bahwa entah kapan saya pernah mengenalnya hinngga dalam kesimpulan sebelum segelas kopi habis bahwa  saya belum pernah mengenalnya. Dan itu bukanlah hal yang penting untuk diingat karena kita menatap kedepan meskipun tidak harus melupakan yang belakang. Tidak ada salahnya saya mengingat perempuan cantik paruh baya tersebut, karena Hasil penelitian empiris bahwa manusia cenderung menyukai kesamaan  sehingga kita tiba-tiba menyukai atau merasa nyaman dengan seseorang, kita menemukan kesamaan antara diri kita dengan orang lain.
Saya teringat dengan cerita seseorang yang pernah bertugas sebagai Ketua Kloter Jamaah Haji Indonesia, dimana dian harus mengorganisir jamaah haji dari berbagai strata sosial dan pendidikan dan dari berbagai daerah. Petugas tersebut menggunakan komunikasi Non Verbal kepada para jamaahnya. Petugas tersebut serinng melakukan visitasi ke kamar jamaah sekedar untuk saling mengenal dan “ngopi bersama” dimana dalam satu kloter dengan beberapa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tersebut ada pimpinan masing masing dimana komunikasi sangat diperlukan untuk membetuk sebuah team yanng solid.
Banyak masalah yang dapat diselesaikan dengan “ngopi bareng” atau makan bersama meski tidak harus ditempat yang mewah. Setidaknya hal tersebut dapat mencairkan suasana meski komunikasi verbal masih diperlukan. Mungkin ini juga yang saya coba lakukan dalam sarapan pagi dengan beberapa rekan yang baru tergabung dalam team meski saya lupa masing masing namanya. Saya malu untuk menanyakan nama terhadap perempuan berkulit putih paruh baya sambil saya menikmati kopi dipagi hari di taman. Kami memang memilik tempat sarapan ditaman, karena ada sensasi yang berbeda dalam menikmati makanan tersebut. Dan konsep makan ditempat terbuka ini sudah banyak diadopsi oleh para pengusaha kuliner dimana kita tidak hanya monoton sekedar memasukkan makanan kedalam mulut. Sarapan sambil ngobrol atau menikmati panorama alam sangat bermanfaat, karena kita bukan hanya memberikan asupan gizi pada tubuh kita, tetapi juga dapat membuat pikiran semakin fres.
Secangkir kopi sedikit demi sedikit saya nikmati sambil sesekali melirik “dada” perempuan paruh baya tersebut. Dimana kartu peserta yang tergantung di dada kiri tersebut sangat membantu dalam mengingat siapa nama perempuan tersebut. Kertu tersebut sangat berguna agar kita mengingat siapa namanya, meski dihari pertama Building Service Commitmen (BSC) kita sudah saling memperkenalkan diri, namun sebagaimana sifat pelupa pada manusia pada umumnya, tidaklah mudah untuk mengingat semua nama.
Masih sepertiga kopi dalam gelas, kami masih tetap ngobrol berbagai hal tanpa tema yang jelas, peremouan paruh baya tersebut bercerita tentang kompetisi yang sedang diikuti oleh rekannya untuk mendapatkan sebuah jabatan, dimana rekannya tersebut menggunakan berbagai cara untuk mendapatkannya, bahkan politik paling kotorpun dia lakukan untuk mendapatkannya. Saya hanya mendengarkan dia melanjutkan ceritanya, karena dalam berkompetisi sebagaiamana Elang terbang sangat tinggi dan sendiri tanpa burung merpati atau burung kecil lainnya. Tidak ada burung yang dapat mencapai ketinggian terbang seekor elang. Jauh dari merpati ataupun burung gagak. Elang hanya terbang dengan elang. Hidup adalah sebuah kompetisi tanpa akhir, elang mengajarkan kepada kita untuk selalu menjadi yang terbaik dan lebih baik dan menggantungkan cita-cita dengan tinggi.
  Saya masih meresapi cerita peremppuan paruh baya yang bercerita tentang temannya tersebut sambil sesekali melepas senyum manisnya. Mungkin agar saya tidak jenuh mendengarkanya. Bahaya yang terbesar di abad ini adalah bukan turbulensinya, tetapi bahayanya bagi organisasi adalah kalau organisasi dikelola dengan menggunakan logika masa lampau. (it’s danger if you still act with your yesterday logic) saya tidak bisa membayangkan bagaimana dengan seseorang yang mencapai kedudukan tingginya dengan cara kotor tersebut.





Revolkusi Mental hari Kediga Layanan Revolusioner)


“Sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat perlu dan mutlak memiliki tiga hal, yakni (1) Berdaulat dibidang politik, (2) Berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) dibidang ekonimi serta (3) Berkepribadian dibidang  budaya”.   Pidato Trisakti Bung Karno Tahun 1963 tersebut patut dijadikan renungan bagi kita yang hidup di era Reformasi. Dimana Perkembangan tehnologi begitu dahsyatnya hingga membuat panyak pihak yang “keponthalan” untuk mengikutinya.
Gerakan nasional untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai, dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian sangat diperlukan untuk mewujudkan negara ysng benar benar adil dalam kemakmuran. Gerakan dengan perubahan Pola Pikir, perubahan Mekanisme Kerja serta Budaya organisasi sangat diperlukan untuk perubahan pola pikir ddan sikap dari aparat yang dilayani menjadi aparat yang seharusnya benar benar melayani masyaraakat sebagai pemilik kedaulatan.
Perubahan mendasar dalam cara berpikir, cara berkata (isi perkataan), dan cara bekerja yang lebih baik, yang dapat menjelma menjadi perilaku   dan tindakan sehari-hari (kebiasaan, budaya) di   berbagai sendi kehidupan bangsa yang ingin dicapai dalam Revolusi mental dapatvtercapai dengan baik jika diawali olleh parapejabat dan aparatur sipil negara yang oleh masyarakat dianggap sebagai kalangan terdidik yang seharusnya dapat dijadikan sebagai panutan.
Budaya adalah kumpulan gagasan, hasil karya, dan tindakan manusia yang diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat dimana pembiasaan yang hidup secara berkesinambungan ini dapat dibentuk dengan nilai nilai baru yang sesuai dengan norma hukum yang berlaku, baik hukum agama maupun hukum positif. Pembiasaan yang membentuk budaya tersebut yang tidak sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia yang bebas dari perilaku korupsi, pungli dan gratifikasi sangat perlu diajarkan sejak dini, sehingga akan timbul pembiasaan sifat jujur dan bertanggung jawab.
Sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari yang dilakukan oleh ASN setidak tidaknya telah sesuai dengan SOP (Standard Operating Prosedure) dimana mekanisme kerja akan semakin terukur dan ada kepastian dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, dimana layanan tersebut semakin hari semakin meningkat.
Dalam Agama Islam, disebuah hadis nadi disampaikan bahwa Seseorang hari ini lebih baik dari hari kemarin  adalah orang yang beruntung, jika hari ini sama dengan kemarin  maka ia adalah orang yang merugi, dan sedangkan  jika hari ini lebih jelek  dari kemarin maka ia dilaknat. Hal inilah yang menjadi pemacu umat Islam untuk berbuat yang semakin baik, dalam arti jangka pendek untuk didinya sendiri maupun jangka panjang untuk generasi mendatang. Perubahan menjadi lebih baik ini tidak dapat dilakukan dengan cepat  jika tidak ada langkah revollusioner untuk melakukannya. Hal ini disebabkan adanya kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin yang dianggap mengabaikan kepentingan masyarakatnya. Kepercayaan sebagai pihak yang dilayani tersebut sangat penting artinya bagi aparatur negara sebagai agen perubahan.
Kita tidak akan terlepas dari dunia yang semakin kompetitif, dimana hanya ada dua pilihan dari perubahan tersebut, apakah kita tinggal diam dan tergilas dengan perubahan tersebut, ataukan kita ikut sebagai pelaku sejarah dari perubahan yang lebih baik, dan sepertinya tidak ada pilihan bijak kecuali kita harus ikut menjadi pelaku sejarah sebagai agen perubahan.
Ketika saya ditanya oleh seseorang tentang perubahan layanan yang berada dalam instansi pemerintah, dimana dulu setiap layanan yang dilakukan, masyarakat penerima layanan diminta biaya administrasi, sedangkan sekarang sudah tidak ada lagi, saya menyampaikan bahwa itu terjadi karena era yang berbeda, sebagaimana halnya layanan pernikahan dizaman dahulu dimana ketika masyarakat menghendaki adanya pelaksanaan pernikahan yang dilakukann diluar balai nikah dan harus memberikan transport secara langsung kepad petugas, hal tersebyt saya sampaikan bahwa eranya memang seperti itu, dan sekarang dengan sistim masyarakat harus membayar kas negara untuk layanan pernikahan yang dilakukan diluar balai nikah, memang adanya perubahan dalam tata kelolanya.
Begitu juga dengan berbagai “biaya yang tidak jelas” yang dibebankan kepada masyarakat pada zaman dahulum, dimana era yang terjadi saat tersebut memang memungkinkan adanya hal tersebut, dan terjadi dengan era Aparatur Sipil Negara yang bersih dan melayani dengan konpensasi kenaikan tunjangan yang diberikan oleh Pemerintah serta tercukupinya berbagai keperluan administrasinya.
Yang perlu dipertanyakan adalah ketika ada aparatur sipil negara yang masih melakukan atau menerima uang dari layanan yang diberikannya, sedangkan biaya administrasi dari layanan tersebut telah dicukupi oleh pemerintah.






Revolusi Mental Hari Kedua (Memahami Makna Pancasila)


Revolusi Mental Hari Kedua
(Memahami Makna Pancasila)

Gadis itu tersenyum manis, kacamata diatas hidung minimalisnya menambah pesona yang keluar dari aura wajahnya. Saya mengikuti saja ketika diajak selfie denganya, tanpa haruis menanyakan siapa namanya ataukan darimana dia berada. Dengan seragam yang nyaris sama, saya yakin bahwa gadis cantik tersebut juga peserta diklat sepertiku, dimana ditempat ini kita saling menggali potensi diri.
Saya bertemu dengan orang orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda beda, dari Instansi yang berbeda pula, beberfapa diantaranya juga berbeda dalam beragama dan keyakinan dalam menjalankan agammanya tersebut. Saya tetap enjoy bersama mereka, bagi saya semakin banyak teman dengan berebagai atar belakang suku dan agama tersebut akan semakin menambah wawasan saya, bahwa Indonesia bukan hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga beraneka ragam suku dan budaya.
Kita harus menghapus sekat perbedaan di negeri berbhineka, begitu juga yang saya lakukan sebelum upacara, karena kita merupakan makhluk dengan brand manusia yang hidup di Indonesia dimana para pendiri bangsa sepakat menjadikan Pancasila sebagai falsafah dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karenanya sungguh tidak elok jika saya menolak untuk sekedar selfie dengan sesama, meskipun belum begitu mengenalnya.
Para pendidi bangsa yang sepakat dengan Pancasila tersebut bertujuan agar sebagai masyarakat timur yag menjunjung tinggi nilei budaya, dapat menjalankan  kehidupan dengan falsafah yang sama dalam kehidupan sehari hari. Sebagaimana dulu Nabi Muhammad SAW ketika membentuk Negara Madinah juga berlandaskan Piagam Madinah, sebuah piagam yang disepakati oleh para kabilah yang ada diwilayh tersebut untuk membentuk sebuah negara meski berbeda agama dan keyakinannya.
Dalam kehidupan sehari hari kita telah melaksanakan berdasarkan agama yang kita anut bersama, beberapa orang mencoba membandingkan agama dengan Pancasila, dimana antara Agama dan Pancasila tersebut sebenarnya tidak dapat dibandingkan, karena berbeda konteks dan tujuannya, dimana Pancasila merupakan Ideologi dalam berbegara yang semestinya pembandingnya juga ideologi yang diterapkan di negara lainnya, sedangkan pembanding agama adalah agama itu sendiri, meskipun sebenarnya tidak elok membandinhgkan sebuah agama, karena agma merupakan sebuah keyakinan dimana nalar manusia harus mengikuti agama yang dianutnya. Karenanya kebenaran sebuiah agama adalah kebenaran berdasarkan keyakinannya, sehingga jika sebuah agama di Ilmiahkan, maka sering terjadi ketidak sinkronan antara kebenaran ilmiah yang berkembang sesuai dengan kondisi zaman dengan kebenaran agama yang menurut penganutnya merupakan kebenaran mutlak.
Saya tidak sedang membahas agama, maupun bagaimana Pancasila itu disepakati sebagai ideologi dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, karena pada dasarnya yang ada dalam Pancasila tersebut tidak bertentangan dengan nilai nilai yang termakna dari ajaran agama. Saya hanya sepakat bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang lenih beradan, disamping tetap harus menggunakan pendekatan nilai nilai agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari hari, juga harus ada langkah untuk menyebarkan nilai nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila tersebut melalui pendidikan. Hal ini sebagai salah satu untuk membackup niai nilai budi pekerti pada generasi muda yang diharapkan dalam kehidupan sehari hari tercipta kehidupan dengan norma norma sebagaimana terkandung dalam agama dan pancasila.



Revolusi Mental (Hari Kedua)


Revolusi Mental
(Hari Kedua)
Kita lebih mudah berfikir secara teratur dan berurutan daripada harus berfikir berpola, terlebih jika harus melakukan pola baru dalam mengarahkan fikiran tanpa harus diikat dengan garis garis yang tidak jelas dan terbaca. Kadangkala kita harus berfirik hanya menggunakan otak yang seharusnya memang berfungsui untuk berfikir, namun tidak menutup kemungkinan kita juga mencampur hati untuk berfikir, sehingga kita harus berfikir sekaligus merasakan hasil pemikiran kita. Kita lebih mudah melihat yang tampak dan dapat terjangkau dengan mudah, mengukur dengan menggunakan deretan angka, karena angka dan huruf itulah yang lebih mudah untuk menentukan sebuah ukuran, mneskipun kdang ada yang menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur masalah yang sama, yang kadangkala sering kita dapatkan hasil ukuran yang berbeda dari  masalah yang sama.
Kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan untuk perubahan dalam pelayanan, namun kreatifitas tersebut tidak boleh dilakukan secara serampangan hingga membuat yang tertata dengan baik akan menjadi berantakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat disebut memunculkan kreatifitas tersebut orang hanya mengganti baju yang dikenakannya, hanya ingin membuktikan bahwa dia (seolah olah) teah melakkukan perubahan atas dirinya.
Kita harus berbuat baik pada semua orang, tanpa harus memikirkan apakan orang yang telah kita baiki tersebut akan membalasnya langsung kepada kita, karena jika kita berbuat baik, maka sesungguhnya kita berbuat baik untuk diri kita sendiri. Karena proses tidak akan menghianati hasil. Meskipun seringkali kita hanya menikmati proses dengan mengabaikan hasil, kartena proses tersebut adalah tujuan kita. Namun pada dasarnya bukan sekedar hasil yang kita butuhkan, tetapi proseslah yang sangat menentukan, sehingga meskipun dengan hasil yang sama, namun dengan proses yang berbeda, akan mendapatkan tingkat kepuasan yang berbeda.
Kreatif merupakan cara berfikir dan mencoba menerima hubungan baru untuk menemukan jawaban baru. Revolusi mental menuntuk adanya inovasi baru dalam layanan kepada masyarakat dengan mengeliarkan daya pikir kreartif untuk memudahkan layanan dengan bertumopu pada aturan dasar yang sudah ditetapkan sehingga pihak yang dilayani akan terpuaskan.

Revolusi Mental (Hari Pertama)


Revolusi Mental
(Hari Pertama)

Seperti biasanya dalam diklat maupun pembelajaran, kita saling mengenal untuk sepintas saling memahami siapa diri kita yag sebenarnya, setidaknya tahu beberapa nama dari rekan yang ada dalam sebuah ruangan. Saya menyebutnya beberapa saja, karena daya ingat kita yang hanya terbatas mengakibatkan kita hanya mampu mengingat beberapa nama saja, terlebih yang kita anggap Istimewa, nyleneh dan lain sebagainya.
Saya tidak tahu, mengapa ada istilah Revolusi Mental yang menurut saya sedikit hiperbola, sebuah makna untuk melakukan perubahan secara menyeluruh dari sebuah mental, saya akan mengiktuti keegiatan ini sebagaimana saya menikmati kata demi kata yang keluar dari bibir manis Widiya Iswara dengan untaian kata bermakna.
Cara pandang yang berbeda akan menghasilkan putusan yang berbeda, intonasi kata yang berbeda juga akan memberikan makna yang berbeda pula. Hari ini dengan suara parau dimana guratan nada ini nyaris tak terdengar  juga akan mengakibatkan pemikiran yang berda pula, karena kita semua ditakdirkan untuk menjadi manusia yang berbeda beda, meski juga mempunyai pemikiran dan tujuan yang sama.
Saya masih ingat ketikaa saya berada di warung kopi dan berbincang dengan sesama rekan pengagung kopi, dimana dalam percakapan diwarung kopi tanpa moderator tersebut dapat dilakukan diskusi tanpa sekat yang kadangkala sering muncul ide istimewa bahkan ide sedikit nyleneh. Saya tidak setuju dengan istilah ide gila messki tidak biasa atau luar biasa, meski saya kadangkala juga berhak mengkritisi diri sendiri, “waraskan kita saat ini” ????
Mungkin saya sedang jatuh cinta, atau diam diam saya “sedang bercinta” dengan tangisan bidadari surga yang saat ini juga tidak saya sadari, karena saya saat ini juga belum menyadari, apakan saya ini yermasuk Diri Terbuka, Diri Buta, Diri Terrsembunyi ataupun Diri Gelap, karena meskipun diri ini ada dalam diri, namun sangat sulit untuk mengetahui diri sendiri.
TIdak ada kekeliruan ketika kita menyebarkan kebaikan pada semua orang, meski hasilnya kita beum tentu mendapatkan balasan seperti yag kita inginkan, karena semakin kita mengharapkan sebuah balasan, mungkin kita semakin jauh untuk mendapatkannya, begitu juga dengan sebaliknya, semakin banyak kita menyebarkan kebaikan dan kita tidak mengharapkannya, mungkin kita akan mendapatkan berlipat balasan meski tidak secara langsuing dari orang yang kita berikan balasan tersebut.
Kadang kita terjebak dalam perangkap memberi dan menerima yang kita anggap sebaai balance kehidupan dan itu sah saja dilakukan sebagai makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari perasaan tersebut, namun juga sangat tidak salah ketika sedikit merubah pola pikir dari jebakan memberi dan menerima dengan istilah tanpa jebakan “memberi dengan keikhlasan”, meskipun kita yakin suatu saat juga akan menerima balasannya.
Hari ini saya ditelepon seorang teman yang bercerita tentang tenmannya dan temennya teman dia yang sedang bertengkar, karena temannya temman saya tersebut nerasa kecewa ketika temannya teman saya tersebut membantu temannya dan berujung kecewa. Karena ketika temannya teman saya yang membantu temannya tanpa lelah tersebut merasa dikecewakan dengan kata kata yag menurutnya bukan hanya sangat menyinggung perasaannya, namun juga akan merusak persahabatan yang selama ini sudah terbangun dengan semourna.
Sebuah kalimat dari rangkaian kata meskipun mudah dilakukan, namun sering berakibat yang luar biasa yang munngkin tidak diduga sebelumnya. Dan kita memahami dengan mudah sebuah makna jika dengan kata.
Ketika kita bertemu dengan rrekan perempuan yang kebetulan bertubuh gendut, mungkin dia sedikti tersinggung jika kita katakan bahwa bahwa diia sekarang gendut, namun jika kita katakan bahwa dia tambah seger, mungkin dia akan tersenyum manis, begitu juga jika kita mengatakan kepada seorang anak bahwa dia bodoh, akan berbeda jika kita mengatakan bahwa dia nggak pinter, meski maknanya tidak jauh berbeda.
Seseorang terlihat biasa ketika mendapatkan rizki lima ratus ribu rupiah, namun dia terlihat tidak biasa ketiks mendapatkan rizki setengah juta, meski dengan nominal yang sama, namun dengan penyebutan yang bereda, juga akan mengakibatkan tingkat kepuasan yang bereda.

Sosialisasi BOP untuk RA Kabupaten Banyuwangi

Bertempat di aula MI Nurul Ath-har Dusun Kebonsari Desa Benculuk Kecamatan Cluring, diadakan sosialisasi Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk Raudlatul Ath-fal, jumat (15 Pebruari 2019). Hal ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum pencairan BOP tersebut.
Sekretaris PD IGRA Kabupaten Banyuwangi Risma Fitria Fadma menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini disamping diikuti oleh Kepala RA, juga diikuti bendahara dan operator, hal ini dimaksudkan agar pengelola RA memahami fungsi dan tujuan dari BOP tersebut, dengan mengingatb BOP merupakan bantuan pemerintah yang harus dipertanggung jawabkan penggunaannya sesuai dengan petunjuk tehnis yang sudah ditetapkan.
Analis Data dan Informasi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pada kemenag Kabupaten Banyuwangi Syafaat mewakili Kepala Seksi Pendidikan Madrasah yang berhalangan hadir menyampaikan bahwa dengan turunnya Juknis tentang penggunaan BOP pada RA maka dana tersebut siap dicairkan. “prinsipnya dana BOP RA dimanfaatkan sebaik baiknya untuk pendidikanpada RA sesuai dengan juknis yang berlaku” ungkapnya.
Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa untuk pelaporan pertanggung jawaban BOP tersebut akan dilaksanakan secara on line, sehingga akan lebih memudahkan bagi para pengelola, serta lebih memudahkan pemantauan pemanfaatan dana BOP tersebut oelh Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.

Sosialisasi BOP untuk RA Kabupaten Banyuwangi


Bertempat di aula MI
Nurul Ath-har Dusun Kebonsari Desa Benculuk Kecamatan Cluring, diadakan sosialisasi Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk Raudlatul Ath-fal, jumat (15 Pebruari 2019). Hal ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum pencairan BOP tersebut.
Sekretaris PD IGRA Kabupaten Banyuwangi Risma Fitria Fadma menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini disamping diikuti oleh Kepala RA, juga diikuti bendahara dan operator, hal ini dimaksudkan agar pengelola RA memahami fungsi dan tujuan dari BOP tersebut, dengan mengingatb BOP merupakan bantuan pemerintah yang harus dipertanggung jawabkan penggunaannya sesuai dengan petunjuk tehnis yang sudah ditetapkan.
Analis Data dan Informasi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pada kemenag Kabupaten Banyuwangi Syafaat mewakili Kepala Seksi Pendidikan Madrasah yang berhalangan hadir menyampaikan bahwa dengan turunnya Juknis tentang penggunaan BOP pada RA maka dana tersebut siap dicairkan. “prinsipnya dana BOP RA dimanfaatkan sebaik baiknya untuk pendidikanpada RA sesuai dengan juknis yang berlaku” ungkapnya.
Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa untuk pelaporan pertanggung jawaban BOP tersebut akan dilaksanakan secara on line, sehingga akan lebih memudahkan bagi para pengelola, serta lebih memudahkan pemantauan pemanfaatan dana BOP tersebut oelh Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger